Search

Minggu, 24 April 2011

Sekilas Tentang Soeharto, Presiden Orde Baru

SOEHARTO adalah presiden kedua Republik Indonesia pada saat yang sama dia adalah tokoh yang kuat sekaligus kontroversional. Hal itu terbukti dari lamanya ia berkuasa yaiyu salama 32 tahun.
Soeharto adalah sosok yang kontroversional. Meski setelah turun dari kursi kepresidenan, dililit persoalan hukum, pelanggaran HAM , dan dugaan korupsi. Sosok Soeharto memang slalu memunculkan polemik dn perdebatan. Apalgi  persoalan mengenai dirinya tidak bisa dipecahkan maupun dituntaskan dikarenakan kekuatannya yang mengakar diberbagai tingkat masyarakat.
Berikut ini adalah hal- hal yang sangat khas dan erat kaitannya di era rezim baru Soeharto selama tiga dekade
Politik Anti Komunis
Setelah pada 11 Maret 1966 Soeharto mendapat mandate dari presiden Soekarno untuk memulihkan keamanan, maka pada esok harinya segera membumarkan PKI. Berikutnya dilakukan dengan pembantaian terhadap anggota-anggota PKI sampai pada akar-akarnya. Jumlah korbannya diperkirakan 400.000 sampai satu juta orang. Saksi non criminal dilakukan dengan pengucilan politik, selain itu hubungan dengan  RRC dan kembali ikut serta dalam PBB.
Militer dan Golongan Karya
Soeharto menjadikan militer sebagai pilar utama pendukung Orde Baru.  Pola  sangat tampak dengan pembentukan Kopkamtip. Setelah pemerintah orde baru melarang hri lahir Pancasila, Kopkamtip juga melarang beredarnya ajaran-ajaran Bung Karno dan melarang peringatan hari Kematiannya.
          Sehpanjang kekuasaannya selama 32 tahun, Soeharto dan pemerintah orde baru sebenarnya melaksakan strategi yang berkesinambungan bersama tiga pilar kekuasaannya. Yaitu Militer, Birokasi, dan Golongan karya. Akibatnya, terjadi penyalahgunaan kekuasaan di setiap tingkat pemerintah yang bertujuan pada pelestarian kekuasaan. Dalam perjalanan sejarah, Golkar dikembangkan di masa Soeharto sebagai salah satu pilar utama Orde Baru, yak ni sebagai wadah untuk melegimitasikan kekuatan lewat sejumlah pemilu yang jauh dari prinsip bebas dan bersih.
Pengerdilan Partai Politik
          Atas dasar stabilitas politik pula, pemerintah Soeharto melakukan fusi terhadap partai politik. Golongan Karya menjadi mesin politik Orde Baru yang hampir bisa dipastikan selalu memenangi setiap mengadakan pemilu.
          Selama 32 tahun berkuasa, Soeharto mampu menjaga stabilitas politik dan ekonomi. Dia mengenalkan pembangunan dan melaksakannya secara konsisten. Cara ini memanjkakan rakyat dengan harga harga kebutuhan pokok yang terkendali, dan bahan bakar minyak yang bersubsidi.
          Namun semua itu ternyata dibayar dengan Demokrasi ditempatkan dibawah pertumbuhan ekonomi, HAM diabaikan atas nama stabillitas keamanan, KKN merajalela, sementara itu kalangan PNS dibiarkan hidup dengan gaji kecil.
Para Loyalitas dan Orang Orang Kepercayaan
          Kriteria kabinet dalam Orde Baru adalah orang orang yang mempunyai keahlian, loyalitas, dan kemampuan bekerja sama dalam tim. Mentri yang diangkat oleh Soeharto b isa menjabat satu periode atau berkali kali, sedangkan rakyat tidak pernah tahu kegagalan atau keber hasilan suatu mentri karena semua tergantung pada presiden.
          Bila soeharto telah memilih seseorang maka ia akan membelanya mati matian meskipun orang tersebut bersalah. Dai juga sangat memperhatikaan kesejahteraan bawahannya. Namun sebaliknya jika ada seseorang yang menentangnya secara terbuka maka ia akan menekannya secara habis habisan.
Asas tunggal Pancasila
          Soeharto menggambarkan bahwa UUD 1945 sebagai hal yang sempurna dan tidak dapat diubah ubah. Dan pancasila dikatakan tidak lahir pada tanggal 1 juni 1 1945 melainkan pada 18 Agustus 1945.
          Pada kurikulum, pendidikan hanya dilakukan sebagai pola pola cuci otak, indoktrinasi, dan pembenaran atas kekuasan Orde Baru. Mengenai ideology Negara terutama pada kelompok islam Vs nasionalis tidak membuat stabilitas nasional berjalan dengan baik, tetapi justru struktur politik yang labil. Karena itulah soeharto menggambarkan pentingnya pancasila didalam Orde Baru.
Ideologi Pembangunan
          Banyak kebijakan kebijakan baru yang dibuat oleh soeharto terutama dilakukan dalam bidang ekonomi, hal ini dilakukan guna memperbaiki kemrosotan Ekonomi pada masa soekarno. Soeharto berperinsip bahwa pembangunan ekonomi memerlukan stabilitas keamanan secara nasional maupun regional. Maka segera Orde Baru memperbaiki hubungan dengan Malaysia, kembali menjadi anggota PBB, dsan ikut  memotori pergerskan Asean.
Pola Patron-Kilen
          Dalam masanya Soeharto sangat menentukan jabatan dalam eksekutive, hal ini tidak dipilih langsung melalui pemilu,  untuk ketua politik saja seorang harus melapor kepada Soeharto, bahkan ketua PMI saja ditentukan olehnya. Dalam memilih Hakim Agung, Mahkamh agung, dan juga ketua BUMN.
Pelanggaran HAM dan Diskriminasi Rasial.
          Seiring dengan naiknya taraf pendidikan dimasa Ordre Baru,  munculah bebagai kritik kritik  dari kalangan yang tidak puas terhadap ketimpangan ketimpangan dalam pembangan.
          Pada pemerintahan Soeharto juga terjadi kekerasan di masyarakat yan g umumnya syarat kepentingan politik. Pelanggaran HAM berat sebenarnya sudah dilakukan mulai dari pembantaian besar besaran para anggota PKI.
          Disisi lain Orde Baru juga melakukan diskriminasi rasial terhadap warga keturunan Tionghoa, mereka dilarng berekspresi, dan dianggap kedudukaznnya dibwah warga pribumi.
Politik Luar Negeri
          Dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia mendapat kendala masalah Timor Timur, sebenarnya masalah ini sudah dihadapi sejak akhir kekuasaan Soekarno, dengan pemintaan AS dan Australia Indonesia dengan berani memerintah militer untuk masuk daerah tersebut,.
          Akhirnya pada 15 Juli 1976 Timor Timur menjadi nagian daari Indonesia. Namun,  pada 1993 Komisi HAM PBB mengungkapkan keprihatinannya terhadap  berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan Indonesia, kemudian Timor Timur melepaskan diri dari Indonesia melalui Refrendum pada 1999.

Pada tahun 1997 landasan ekonomi orde lama goyah, nilai tukar rupiah merosot, sehingga terjadi kenaikan hargs yang meletupkan kremarahan Mahasiswa.
Pada tanggal 11 Mareet 1998 Mahasiswa UI mendatangi gedung DPR dan menyatakan penolakan terhadap pidato presiden.
Pada 15 April 1998, Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus.
Pada 5 Mei 1998 terjadi demo besar besaran mahasiswa terjadi di Medan.
Pada 12 Mei 1998 aparat menembak 4 mahasiswa Trisakti saat melakukan Demo damai.
Dan pada akhirnya tanggal 21 Mei 1998 Soeharto mengundurkan diri.

0 komentar:

Posting Komentar